Sangat mungkin, Taman Wisata Alam Sangeh belum seterkenal Kuta, Tanah Lot, Danau dan Gunung Batur di Bali. Padahal taman wisata ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang berminat untuk datang ke tempat wisata yang berbeda. Sangeh termasuk lokasi wisata yang mudah sekali dicapai karena hanya terletak sekitar 20 km saja dari Denpasar. Siapapun yang belum pernah ke Sangeh perlu mencoba nuansa lokasi wisata yang baru dengan mengunjunginya.
Pesona Hutan
Salah satu pesona yang diberikan oleh Taman Wisata Alam Sangeh adalah wisata hutan yang didalamnya banyak sekali dihuni oleh ratusan ekor kera. Yang mengesankan yakni dahulu kera-kera di Sangeh terkenal sangat jahil sekali dengan mengambil tas atau barang barqwaan lain para pengunjung. Tas atau barang bawaan tersebut akan dikembalikan oleh kera-kera itu kalau para pengunjung memberikan sepotong makanan yang disukainya seperti pisang, kacang-kacangan, dsb.
Kera Sangeh juga memiliki beberapa kelompok yang masing-masing kelompok memiliki satu pemimpin. Namun kelompok-kelompok tersebut memiliki pimpinan teringgi atau bisa dibilang raja dari seluruh raja kera yang ada di Sangeh. Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas di. Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.
Laiknya manusia ketika hendak memilih calon pemimpinnya, kera-kera itu juga menetapkan kera yang dipilih yang dianggap memiliki kharisma dan kekuatan yang diatas rata-rata. Para pemimpin ini memiliki hak-hak yang melebihi kera lainnya terutama dalam mengawini kera betina atau dalam jatah makanan. Biasanya kera yang dituakan atau dianggap rajanya kera akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan makanan sampai puas, baru setelah puas sisanya diberikan kepada kera lainnya.
Menurut pengelola Taman Wisata ini, Hutan Wisata Sangeng dibuat sebagai taman dari kerajaan Mengwi. Agar terlihat cantik taman ini ditanami pohon pala yang khusus didatangkan dari Gunung Agung. Sebenarnya rencana pembuatan taman ini sangat dirahasikan namun akhirnya pembuatan taman ini diketahui oleh beberapa orang, akibatnya pembuatan taman itu dihentikan, hingga akhirnya kawasan itu diberi nama Sangeh, yang artingya ada orang yang melihat.
Lokasi dan Daya Tarik Lain
Sangeh terletak 20 km di sebelah utara Denpasar, di seberang jalan menuju Pelaga. Selain kera, daya tarik dari objek wisata ini adalah pura yang terletak di tengah pohon pala yang disebut dengan Pura Bukit Sari. Hutan pohon pala merupakan areal suci pura yang dikeramatkan oleh masyarakat Desa Adat Sangeh.
Seperti yang dimaksud diatas, Taman Wisata Alam Sangeh, terletak di Desa Sangeh, Badung, Bali, sekitar 20 km di sebelah utara Denpasar, di seberang jalan menuju Pelaga. yang mempunyai Daya tarik dari objek wisata ini adalah pura yang terletak di tengah pohon pala yang disebut dengan Pura Bukit Sari.
Hutan pohon pala merupakan areal suci pura yang dikeramatkan oleh masyarakat Desa Adat Sangeh. Di tengah hutan lebat yang hijau terdapat banyak kera jinak yang sering mempesona para wisatawan.
Dahulu , Kera-kera Sangeh dikenal sangat liar dan seringkali mengganggu para pengunjung. dikenal sangat jahil, karena seringkali mengambil barang-barang pengunung , namun anehnya akan dikembalikan bila diberi sepotong makanan. Namun sekarang mereka telah diajari sopan santun , tidak lagi seliar dan sejahil dahulu
Kera Sangeh ibarat juga memiliki suatu kerajaan , mereka hidup berkelompok kelompok, setiap kelompok masing-masing memiliki satu pemimpin. dan dari kesemua kelompok mempunyai pimpinan teringgi . Pemimpin tertinggi ini berdiam ditempat yang paling luas . Ditempat raja kera ini tinggal terdapat sebuah Pura Yang sangat terkenal kesakralannya yaitu Pura Bulit Sari.
Aturan di kerajaan ini seperti layaknya kerajaan betulan, sang pemimpin harus didahulukan, misalnya mengawini kera betina, pembagian makanan dan lain sebagainya.
Cerita lainnya, Sebuah pura kecil diselimuti lumut hijau tersembunyi disela-sela hutan pala yang menjulang tinggi itu. Di punggung sebuah tugu pura tersebut di pahat patung Garuda, seekor burung mistik yang di dalam cerita Samudramantana dikisahkan sedang mencari tirta Amerta di dasar samudra, kemudian atas jasanya oleh Betara Wisnu, dihadiahkan seteguk kepadanya, akhirnya Garuda menjadi kendaraan setia Bathara Wisnu.
Legenda lain menceritakan bahwa penghuni hutan tersebut adalah prajurit kera yang kelelahan di dalam pertempuran membunuh Rahwana. Kera-kera itu jatuh bersamaan dengan bungkahan gunung dan hutan yang dipakai menghimpit tubuh Rahwana kemudian menetap di hutan itu.
Cerita lain lagi, juga mengatakan bahwa seorang putri kerajaan Mengwi bernama Mayangsari yang sedang kasmaran, gagal bertunangan, akhirnya melarikan diri ke hutan terdekat dan menjadi seorang pertapa.
Di dalam pelariannya itu dia tidak memakai sehelai pakaian pun, sehingga harus memakai rambutnya yang panjang untuk menutupi bagian tubuhnya yang paling terlarang. Dia gagal mewujudkan impiannya dan meninggal secara gaib. Masyarakat setempat percaya, bahwa dewi itu kini menjadi Bethari Mayangsari.
Hutan wisata Sangeh banyak ditumbuhi tanaman pala (dipterocarpustrinervis). ada yang berumur ratusan tahun. Konon Raja Mengwi memerintahkan secara rahasia membuat taman dengan tanaman Pala. yang khusus didatangkan dari Gunung Agung. Perintah rahasia membuat taman akhirnya bocor ada yang melihatnya, sehingga raja memerintahkan untuk menghentikannya. dan kawasan itu disebut Sangeh yang artinya ” ada yang melihat”
Selain pohon pala, masih ada tanaman yang terkenal di hutan Sangeh. Masyarakat setempat biasa menyebutnya Pohon Lanang Wadon, karena bagian bawah pohon itu berlubang sehingga menyerupai alat kelamin perempuan, sedangkan di tengah lubang tersebut tumbuh batang yang mengarah ke bawah yang terlihat seperti alat kelamin pria. Pohon itu tumbuh persis di pelataran depan tempat wisata Sangeh dan sebenarnya merupakan pohon pule.
Di Bali, pohon pule memiliki banyak keistimewaan karena kayunya sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya, membuat topeng yang dipakai sebagai sungsungan.